Tabloid GEMA Alumni Undip
|
Lanjutan dari halaman 1 Kami juga mendatangkan Karapan Sapi dari Madura. Kegiatan tersebut bertujuan mencari dana guna membangun Asrama Kedokteran," ungkap Dirut RS Dr Kariadi Semarang, Dr Gatot Suharto, MKes. MMR. Mungkin karena jumlah mahasiswa ketika itu masih sedikit, sehingga mereka menjadi sangat akrab ibarat satu saudara. "Kesan lain pada saat saya masih menjadi mahasiswa, saya sering main band, dan band kami bukan band asal-asalan, tapi sudah profesional pada saat itu. Setiap ada inagurasi pasti kami ikut," kata Pak Gatot saat menjelaskan kesan-kesannya selama kuliah di Undip dulu. Ia salah satu dari sekian banyak alumni yang sukses. Sebagai awal karirnya, ia berdinas di Puskesmas Pekuncen, Banyumas Jawa Tengah selama lima tahun (1974-1979). Kemudian ia dipindahkan ke RS Purwokerto. Setelah sembilan tahun, dinasnya pindah ke RS Brebes. Dan rumah sakit Brebes di bawah kepemimpinnannya telah berhasil meraih berbagai kejuaraan nasional, walaupun pada saat itu rumah sakit tersebut masih kecil. Dari pengalamannya selama 10,5 tahun di Brebes, ia berhasil membuat buku tebal dengan judul "Rumah Sakit yang Membangun dan Membangun Rumah Sakit", yang ia ketik dan print sendiri. Karena sarat dengan prestasi, karirnya menanjak dengan cepat sehingga sekarang dipercaya memimpin RS Kariadi Semarang. Kiat Sukses Diapun masih tetap menggunakan falsafah Jawa, ono rembug dirembug. Selalu dimusyawarahkan. Dan di dalam musyawarah yang penting baginya adalah mendengarkan, karena bila ada orang yang sedang bicara dan kitapun bicara maka kita tidak akan menyerap atau memahami pikiran orang tersebut. "Hal ini akan mengurangi kepercayaan orang pada diri kita," katanya."Dalam organisasi, saya harus menghilangkan mental-mental yang tidak baik, unlearning. Hal-hal yang tidak baik kita lupakan. Selain unlearning, saya dan organisasi juga harus learning. Kita belajar, |
organisasipun belajar. Seperti halnya kadang kita harus menapaki sesuatu yang belum pernah kita lakukan," jelasnya. Ia mengambil contoh pada RS. Kariadi yang sekarang sudah menjadi Perjan, yang berarti manajemennya harus berubah dan lebih mandiri. Dengan learning, perubahan ini tidak akan menjadi alasan untuk ragu-ragu atau takut melangkah. Menurutnya IKA merupakan ikatan yang sifatnya kekeluargaan, bersifat sosial, dan tidak mencari keuntungan. Ia berharap agar para pengurus dan anggota alumni betul-betul terpanggil untuk menjadi satu keluarga. Ketika disingung mengenai kompartemen di FK yang bermasalah, ia mengatakan bahwa sebenarnya kompartemen di sini tidak berselisih. Menurunya itu merupakan persepsi yang salah dari pihak luar. Di jaman sekarang pikiran orang sangat memungkinkan untuk berbeda. Yang diharapkan, orang tidak hanya berpikiran linier dan tidak nggugu karepe dhewe. "Kita harus mendengar suara dari dua kutub, dari kanan dan kiri, serta atas bawah. Kalau orang sudah begitu, maka akan jadi wisdom atau bijaksana," tambahnya. Jadi yang ada pada kompartemen tersebut hanyalah perbedaan persepsi, visi, ataupun misi. "Dan pemimpin yang baik (Ketua IKA) adalah pemimpin yang mampu mengakomodasikan berbagai macam persepsi itu, kemudian diramu, diolah dan diputuskan dengan keputusan yang memuaskan banyak orang," jelasnya. |
|
|
Lanjutan dari halaman 1 Menurut Soewarso, bibit tersebut telah didistribusikan tanggal 12 Nopember 2001 kepada unit-unit di lingkungan Undip Tembalang. Penanaman bibit telah dilaksanakan oleh masing-masing unit tersebut secara serentak pada tanggal 12 Nopember 2001. |
Dan pemeliharaan serta pengaturan selanjutnya dilaksanakan oleh unit yang bersangkutan. Menurut Soewarso, Bibit terlalu kecil (kurang lebih 45 cm) sehingga kurang menjamin pertumbuhannya. Selain itu jenis bibit (terutama jati) kurang sesuai dengan lingkungan penghijauan kampus, sehingga untuk waktu mendatang bibit pohon buah-buahan akan lebih diharapkan. |